Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2015

Peluang Bisnis yang Cocok Untuk 2016

Jujur saja, tahun 2015 ini merupakan tahun dimana saya hidup dalam berbagai keterpurukan. Mulai dari nggak dibayarnya jatah saya sebagai atlet, pada malam ulang tahun saya diputusin pacar (LDR-an), kedua hal ini saya masih bisa menerima kenyataannya. Tapi, yang benar-benar membuat saya terpuruk yakni perekonomian yang teramat-amat buruk. Bahkan rekening bank saya pun tinggal menunggu detik-detik kematian karena benar-benar susah buat nabung. Tapi bagaimanapun, hidup kita masing-masing yang menjalani. Saya nggak mungkin harus menyalahkan tahun 2015 atau Jokowi Effect yang membuat hidup saya susah. Saya sendirilah yang kurang jeli melihat peluang. Oleh karena itu, saya barusan sudah meriset, peluang apa yang cocok yang bisa kita isi pada tahun 2016 mendatang. 1. Transportasi online Pada tahun 2015 ini transportasi online sedang menjadi primadona di Indonesia. Siapapun bisa mendaftarkan diri menjadi supir transportasi online dengan syarat memiliki kartu pengenal identitas, SIM dan...

Apa Yang Harus Dilakukan Pengguna SIM Lama Setelah Diberlakukan Kebijakan Sistem Registrasi Baru?

Peraturan wajib registrasi SIM card menggunakan identitas asli telah diberlakukan sejak 15 Desember kemarin. Proses Registrasi pun harus dilakukan oleh penjual dan pembeli diharuskan membawa kartu identitas, bisa KTP, SIM, Passport dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan pengguna SIM card yang sudah lama berlangganan? Pertanyaan ini terbesit di pikiran saya mengingat dulu (sebelum kebijakan baru) saya meminta si penjualnya meregistrasikan kartu perdana yang saya beli, dan dia memasukan data asal-asalan. Saat ini saya punya 4 buah SIM card, 3 buah saya registrasikan sendiri menggunakan identitas sesuai KTP saya sendiri. Dilansir KompasTekno, Ketua BRTI Kalamullah Ramli menjawab pertanyaan tadi. Bahwa Kemenkominfo bersama dengan BRTI akan mewajibkan pengguna SIM Card yang sudah ada untuk melakukan registrasi ulang dengan data yang sesuai dengan identitas penggunanya. Namun untuk pelaksanaannya, BRTI akan melakukan dialog dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) dan juga para ope...

Betapa Berartinya Kuota Internet di kala Susah Ini

Tiga tahun terakhir, saya selalu berfoya-foya dengan murahnya tarif internet. Ya mungkin sekitar 50-75 persen waktu bangun saya dipegang oleh internet. Banyak yang bisa saya lakukan dengan internet mulai dari browsing berita, buka social media, download, belajar, streaming YouTube dan game online COC yang selalu menyita diri saya setidaknya lima menit setiap jam. Bagi saya ini sudah biasa, tapi saya yakin sebagian besar orang yang  melihat saya seperti itu benar-benar luar biasa miriss. Untung saya tipe orang yang 'agak' kreatif walau nggak sehebat kamu yang sedang membaca postingan saya ini. Setidaknya internet selalu saya gunakan untuk hal-hal positif dan produktif. Ya, saya membeli kuota internet dari hasil uang dari internet. Walaupun yang saya dapat nggak seberapa, setidaknya duit yang ada dalam dompet nggak tergerus gara-gara si kuota. Tapi itu dulu, beberapa bulan belakangan ini walaupun saya masih menghasilkan duit dari internet, tapi mau nggak mau kalau beli pulsa ...

Walaupun Dicap Tidak Sopan, Ini Alasan Kamu Harus Bangga Jadi Orang Kidal

Kidal, saya nggak akan menulis artikel ini kalau saya bukan kidal. Jujur, kadang saya sedih jadi kidal. Ketika saya dulu menerima THR/angpao dari Niniak-Mamak (tante/om) seringkali saya ditegur karena menggunakan tangan kiri untuk menerima uang pemberian mereka. Karena kidal dianggap tidak sopan. Pertama kali saya mulai memegang pensil untuk menulis, secara kidal tentu saya menggunakan tangan kiri juga. Guru saya (waktu masih TK) seringkali memergoki dan menakut-nakuti saya, kalau kidal itu merupakan perbuatan setan, tanda nggak bakal sukses nantinya. Ya, tentu saya takut dengan ancaman seperti itu. Kemudian saya berusaha untuk membiasakan diri menggunakan tangan kanan untuk menulis dan akhirnya ketika menduduki bangku SD saya udah bisa move on dari tulisan kidal. Bahkan sekarangpun saya sama sekali nggak bisa lagi nulis kidal. Masalah tulis-menulis memang udah pakai tangan kanan. Tapi, selain pekerjaan itu saya tetap kidal. Secara kebanyakan orang judgmental alias suka menilai/m...