Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak atau orang dewasa dimanapun dan kapan pun, menuntut ilmu juga suatu ibadah wajib yang tidak ada sunnahnya seperti ibadah yang lainnya.
Ada 3 tahapan dalam menuntut ilmu dari Umar Bin Khattab:
“Ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang
memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan
kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga ia akan
merasa dirinya tidak ada apa-apanya”.
Biasanya orang yang masih baru belajar
baik itu ilmu agama atau ilmu apa saja, dia akan menjadi sombong. Karena
dia merasa sudah berada pada posisi yang paling mulia merasa sudah
berilmu, sementara orang lain yang mungkin belum belajar ilmu itu
dianggap lebih rendah dari pada dia. Padahal, mungkin kondisinya dialah
yang masih banyak kekurangan dan jahil (bodoh).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam hadits beliau Shallallahu
‘alaihi wa salllam :
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]
Kemudian ketika seseorang masuk ke
tahapan kedua dalam hal Ilmu, maka dia akan merasa masih banyak hal yang
belum dia ketahui dan itu membuat dia lebih tawadu’. Seperti padi,
semakin banyak memiliki ilmu, semakin merunduk. Tahapan ini lebih
meningkat dari tahapan pertama tadi. Yang mana di hatinya sudah tak ada
lagi rasa sombong, bahkan dia lebih merendahkan hatinya terhadap orang
lain.
Kemudian masuk ke tahapan terakhir,
yaitu tahapan ketiga. Yaitu tahapan dimana seseorang yang semakin
berilmu dia semakin merasa tidak ada apa-apanya, semakin merasa kecil.
Karena di tahap ini dia merasa ilmu itu seperti lautan yang begitu luas.
Ketika dia mendapat satu ilmu, maka di dalam dirinya akan merasa
kurang, dia haus akan ilmu, dan bahkan mengabdikan seluruh hidupnya
untuk terus belajar dan belajar meraih ilmu sebanyak-banyaknya.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)
Dan manfaat orang yang memilii ilmu akan
Allah angkat derajatnya baik itu di dunia maupun di akhirat, dan orang
yang berilmu juga memiliki kaitan erat dengan akhlaq seseorang yang
telah memiliki ilmu, semakin tinggi ilmu seseorang maka akan semakin
bagus juga akhlaq yang dimilikinya.
Lalu pertanyaannya sudah sampai di tahap manakah ilmu kita? Bantu share artikel ini ke teman-teman Anda semoga bermanfaat.
Saus: islamkafah
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete